Tag

article (2) big size (1) Boots (19) brogue (4) Chuka (12) loafer (1) News (5) Shoes (12) Sneakers (10)

17 March 2011

Manolo Blahnik, Pakar Sepatu dari Perkebunan Pisang

 Ketika orang menebak-nebak desainer yang akan merancang busana pengantin dan sepatu Kate Middleton pada pernikahannya dengan Pangeran William dari Kerajaan Inggris bulan depan, nama Manolo Blahnik (68) pun termasuk disebut-sebut. Sketsa rancangan sepatunya untuk Kate Middleton dimuat di beberapa situs fashion, di antaranya di www.gossipgirl.net. Sepatu dengan hak tinggi, mewah dan feminin itu, terinspirasi dari taman gaya Inggris yang terkenal.

Bersama Jimmy Choo dan Christian Louboutin, Blahnik tercatat sebagai perancang sepatu papan atas di industri fashion dunia. Ada tiga ciri yang biasa dipakai untuk menggambarkan sepatu rancangannya, yakni sangat bergaya, suatu hasil kerajinan tangan yang sangat berkualitas, dan  tentu mahal harganya!

Ia juga sangat terkenal dengan rancangan stiletto-nya. Jika Anda penggemar film Sex and The City, bisa jadi masih lekat di dalam ingatan, rentetan ucapan tokoh Carrie Bradshaw, yang diperankan Sarah Jessica Parker, yang menggambarkan betapa besar rasa sayangnya pada koleksi sepatu Manolo Blahniknya.

“Kau boleh pakai baguette (tas kecil, Red) Fendi-ku, boleh pakai cincin-cincinku, jam tanganku, tapi jangan sekali-kali sentuh sepatu-sepatu Manolo Blahnik-ku.”

Majalah Hello versi online menyebut sepatu Manolo Blahnik aset yang sangat berharga. Jangan sebut diri fashionista kalau melewatkan merek Manolo Blahnik di dalam lemari koleksi sepatu. Sebagian pengamat menyebut Blahnik “shoe guru”, sebutan penghargaan atas kepakarannya.

Madonna menggambarkan sepatu rancangannya sebagai hasil percintaan yang hebat. Memegang kendali usahanya dari kantor pusat di London, Inggris, Manolo Blahnik melebarkan sayap usahanya ke New York, Beverly Hills, dan Hong Kong. Per tahun ia menjual 60.000-70.000 pasang sepatu di seluruh dunia.

Pelanggan tetapnya, di antaranya, sosialita Ivana Trump, dan bintang film Winona Ryder, Jennifer Aniston, Lucy Liu, Hilary Duff, serta tentu saja model-model papan atas dunia. Satu keistimewaannya, ia tak pernah mengiklankan sepatunya karena tidak ingin terjebak pada tren!

Ia lebih mementingkan mempertahankan ciri penampilan feminin produknya. “Sepatu rancanganku tak akan pernah berubah drastis dari satu musim mode ke musim mode berikut. Rasanya terlalu kejam meminta orang mengeluarkan sejumlah besar uang hanya untuk sepasang sepatu dan kemudian menyingkirkannya pada musim mode berikut karena tidak tren lagi,” katanya, seperti dikutip hellomagazine.com.

Tidak seperti kebanyakan desainer, Blahnik tidak memasang nama pada produknya, walaupun ia sendiri yang membuat sketsa rancangan dan turun tangan mendesainnya. “Aku bukan tipe orang seperti itu, dan aku tidak menyukainya. Aku hanya membuat sepatu,” ujarnya, lugas.

Bagaimanapun, banyak kalangan mengakui kepakarannya. Ia menerima penghargaan dari Kerajaan Inggris pada 2007, atas jasa-jasanya mengembangkan industri fashion. Pada 2008, ia menerima Rodeo Drive Walk of Style Award di Los Angeles, California, AS, penghargaan dari komunitas media bidang hiburan dan industri fashion.

Penghargaan yang sama pernah diterima perancang busana papan atas Gianni Versace, Giorgio Armani, John Ferragamo, dan Tom Ford.

Manolo Blahnik dilahirkan di lingkungan keluarga berada. Ayahnya, berkebangsaan Cheska, adalah anak pemilik perusahaan farmasi di Praha. Ibunya, putri pemilik perkebunan pisang di Santa Cruz de La Palma, Kepulauan Canary, Spanyol.

Di tempat itu ia dilahirkan dan dibesarkan. Perkenalannya dan keakrabannya lebih jauh dengan sepatu dipicu dua hal. Keluarganya adalah pelanggan pembuat sepatu paling terkenal di wilayah itu, Don Cristino. Kebiasaan sang ibu membuat sendiri sebagian dari sepatunya, kemudian mengilhaminya untuk belajar membuat sepatu. “Korban” pertamanya adalah hewan peliharaannya, anjing dan monyet.

Manolo kecil membuatkan mereka sepatu dari bahan muslin dan pita katun.   Seperti bisa dibaca di wikipedia, lulus dari University of Geneva, Swiss, bidang hukum internasional pada 1965, ia belajar seni desain di Louvre Art School, Paris, Prancis. Pindah ke London pada 1970, Blahnik bekerja di Butik Zapata dan menulis untuk Vogue edisi Italia. Diana Vreeland, editor Majalah Vogue edisi Amerika Serikat, adalah sosok pertama yang melihat portofolio karya rancangannya, dalam suatu perjalanan ke New York pada 1971.

Vreeland-lah yang meyakinkannya menjadi perancang sepatu. Blahnik menuruti saran itu. Pada 1972, ia menerima tawaran merancang sepatu untuk pergelaran busana Ossie Clark (desainer Inggris, 1942-1996, Red).

Dengan modal pinjaman sebesar 2.000 poundsterling, ia kemudian membeli Zapata dari pemiliknya dan membuka butik dengan namanya sendiri pada 1973. Salah satu pelanggan terkenal yang berhasil ia gaet adalah Bianca Jagger, yang saat itu masih berstatus istri vokalis The Rolling Stone, Mick Jagger. 

Kini, butiknya tersebar di New York, Las Vegas, Hong Kong, Korea, Singapura, Rusia, Spanyol, Turki, Kuwait, Mexico City, Guadalajara, Puebla, Monterrey, dan Sao Paulo. Di Amerika Serikat, koleksinya bisa diperoleh di jaringan toko terkenal Bloomingdales (tempat ia menjual koleksi pertamanya untuk Amerika Serikat), Nordstrom, Neiman Marcus, Barneys, Bergdorf Goodman, dan Saks Fifth Avenue. [Berbagai sumber/A-18] 

No comments:

Post a Comment

Search in blog



free counters