Tag

article (2) big size (1) Boots (19) brogue (4) Chuka (12) loafer (1) News (5) Shoes (12) Sneakers (10)

04 April 2011

Inovasi, Kunci Bersaing dengan China

SURABAYA – Rontoknya industri manufaktur, terutama industri sepatu, dengan alasan kalah bersaing dengan serbuan sepatu impor dari China yang harganya jauh lebih murah, tidaklah 100 % benar. Bisa jadi, lesunya industri ini dikarenakan pengusahanya kurang inovasi.
Hal ini diungkapkan Chief Operating Officer (COO) PT Berca Retail Group, Hartono Wijaya, saat ditemui di sela-sela acara League Tradeshow Fall/Winter 2011 di Hotel Majapahit Surabaya, Kamis (31/3).
Menurut dia, untuk bersaing dengan produk impor dari China, Taiwan, Korea dan lainnya, pengusaha tidak bisa dengan persaingan harga. Yang seharusnya dilakukan pengusaha, lanjut Hartono, adalah menciptakan inovasi terhadap produk sepatunya, baik dari segi kenyamanan, desain, dan teknologi lainnya yang tidak dimiliki sepatu dari China.
“Kalau saat ini kita bersaing dengan harga, sampai kapan pun kita kalah, karena produk China lebih murah. Apalagi pengusaha sepatu lokal hanya fokus pada desain yang bagus untuk menarik konsumen. Kalau cara itu yang kita pakai, China, Taiwan dan negara lainnya juga bisa membuat sepatu dengan desain yang sama, bahkan lebih bagus dan harganya lebih murah. Makanya produk sepatu lokal kurang laku,” ujarnya.
“Belum lagi persaingan dengan produk sepatu kualitas internasional yang saat produknya sudah menyebar ke seluruh kota di Indonesia, mulai dari Nike, Adidas, Reebok dan banyak lagi. Adahal 30 % produk sepatu internasional tersebut diproduksi di dalam negeri, seperti di Jombang, Tangerang, bahkan ada yang diproduksi di Sidoarjo. Harganya bisa lebih murah, dan parahnya penduduk Indonesia terlihat lebih bangga menggunakan sepatu internasional daripada buatan merek asli Indonesia,” katanya.
Jadi, sambung Hartono, kinilah saatnya bagi pengusaha sepatu lokal untuk mengubah pola pikir, buatlah produk sepatunya dengan desain dan inovasi. Diakui Hartono, untuk menemukan inovasi dan teknologi baru yang ada pada sepatu buatan sendiri memang membutuhkan riset dan penelitian yang membutuhkan modal yang tidak sedikit.
“Butuh modal yang besar untuk melakukan riset, namun setelah produk sepatunya memiliki teknologi, desain dan inovasi yang belum dimiliki merek lain, hal tersebut bisa membuat produk sepatu lokal dapat bersaing dengan produk dunia sekelas kualitas internasional,” terang Hartono.
Artinya, kata Hartono, setelah memiliki inovasi dan teknologi sendiri, pengusaha sepatu secara market bukan mengandalkan sepatunya, tetapi mengandalkan brand sepatunya.
“Salah satu contohnya, kita ingat dulu sekitar Maret 2010, salah satu brand sandal luar negeri melakukan diskon 50% untuk pembelian sepasang sandal, di salah satu mal di Jakarta, itu masyarakat yang mau beli harus antre berjejer sampai empat lantai. Kenapa bisa terjadi, karena yang mereka jual dan masyarakat beli sebenarnya bukan sandalnya, tetapi merek atau brandnya,” katanya.
“Ibarat kopi, rasa kopi pada dasarnya sama pahit, tapi harganya berbeda jika beli di pinggir jalan atau warung kopi dengan membeli kopi di cafe, orang yang minum di cafe bukan karena kopinya tetapi brand cafenya,” tambahnya. m15

No comments:

Post a Comment

Search in blog



free counters