Tag

article (2) big size (1) Boots (19) brogue (4) Chuka (12) loafer (1) News (5) Shoes (12) Sneakers (10)

04 April 2011

Adidas-Geox Relokasi Pabrik ke Indonesia

JAKARTA - Dua prinsipal sepatu asal Korea Adidas dan Geox akan merelokasi pabrik dari Vietnam ke Indonesia dengan nilai investasi sebesar USD150 juta pada tahun ini.

Geox ditargetkan memproduksi sepatu hingga 100.000 pasang, sedangkan Adidas akan memproduksi hingga 850.ooo pasang hingga akhir 2010, Dan pada Januari 2011, Adidas ditargetkan bisa memproduksi sepatu sekitar 1,2 juta pasang.

Ketua Umum Asosiasi Persepatuan Indonesia  (Aprisindo) Eddy Widjanarko mengatakan, kedua perusahaan tersebut menutup pabrik di China dan saat ini akan pindah ke Indonesia.

Saat ini, menurut Eddy, untuk Adidas sudah mengambil sekitar 20 hektare (ha) tanah di wilayah Serang Banten, sedangkan Geox mengambil lahan seluas 5,6 ha di wilayah Pasuruan Surabaya, Jawa Timur.

"Dua perusahaan tersebut diketahui berminat investasi di Indonesia karena bahan bakunya lebih mudah didapat disini," kata Eddy di Jakarta, kemarin.

Menanggapi kekisruhan kenaikan tarif dasar listrik (TDL), Eddy mengatakan, investor asing tidak menunda investasinya di Indonesia. Perusahaan dengan merk New Balance, Nike, dan Reebok juga tetap melakukan perluasan. Hingga pertengahan 2010, kata dia, ada tiga pabrik yang sudah buka dan berproduksi, sedangkan untuk merk Peeles dengan produksi 300.000 pasang akan mulai pada September tahun ini.

"Minimal satu perusahaan itu mengeluarkan dana USD50-200 juta untuk investasi di Indonesia," ujar Eddy.

Menurut Eddy, awalnya tahun ini pengusaha menargetkan ada 10 investor asing yang akan masuk ke Indonesia dengan potensi investasi sekitar USD600 juta, dan saat ini sudah ada empat investor dan ditambah dua lagi yang berasal dari Korea sehingga potensinya bisa bagus. Sekarang, kata dia, posisinya tergantung pada pemerintah, mau dilanjutkan atau tidak.

"Kita akan bicara dengan Kepala BKPM (Gita Wirjawan), kebetulan dia sangat antusias, tapi kisruh kebijakan energi seperti ini justru menghambat, karena pemerintah tak ada satu suara," tegasnya.

Eddy melanjutkan, akibat kenaikan TDL, nilai ekspor alas kaki yang ditargetkan sebesar USD2-2,2 miliar untuk tahun ini diperkirakan bisa turun hingga USD1,8 miliar.(Sandra Karina/Koran SI/wdi)

No comments:

Post a Comment

Search in blog



free counters