Tag

article (2) big size (1) Boots (19) brogue (4) Chuka (12) loafer (1) News (5) Shoes (12) Sneakers (10)

23 March 2011

Ekspor Sepatu Nasional Diperkirakan 2,1 Miliar Dolar

Ekonomi - / Rabu, 28 Juli 2010 19:25 WIB
Metrotvnews.com, Jakarta: Ekspor sepatu nasional diperkirakan dapat mencapai nilai US$2,1 miliar. Jumlah tersebut lebih tinggi daripada target yang dicanangkan Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo) senilai US$2 miliar.

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Gita Wirjawan mengatakan bahwa tahun ini penjualan ekspor sepatu Indonesia bisa mencapai nilai US$2,1 miliar. "Melihat kurva perkembangan 1-2 tahun ini, tidak ada alasan, Indonesia tidak bisa menyaingi Vietnam dalam dua tahun mendatang. Bahkan bisa menjadi eksportir sepatu olah raga terbesar nomor dua di dunia. Tahun ini predicted sales bisa US$2,1 miliar," tuturnya di Jakarta, Rabu (28/7).

Keyakinan tersebut beralasan mengingat kepercayaan investor kepada Indonesia terus meningkat. Namun, kepercayaan investor tersebut harus ditunjang dengan kecukupan listrik di Indonesia.

Dalam kesempatan terpisah, penasehat Aprisindo Djimanto juga yakin target yang diungkapkan Gita bisa tercapai. Padahal Aprisindo telah meningkatkan target ekspor sepatu dari US$1,8 miliar pada 2009 menjadi US$2,1 miliar pada 2010.

"Melihat perkembangan yang semakin baik, adanya relokasi, regulasi bisnis, dan pembangunan jalan tol, realisasi akan lebih baik. Target ekspor US$2,1 miliar bisa tercapai," kata Djimanto.

Sekretaris Jenderal Aprisindo Binsar Marpaung merasa optimistis target ekspor di atas US$2 miliar bisa tercapai. "Target ekspor sepatu menjadi US$2,1 miliar itu harapan kami dan masih realistis dengan kondisi sekarang," ujarnya. Namun Binsar mewaspadai kondisi perekonomian Eropa karena ekspor sepatu ke daerah tersebut mencapai 30 persen dan AS mencapai 25 persen.

Sehubungan dengan relokasi pabrik sepatu ke Indonesia, Djimanto menyampaikan bahwa pabrik sepatu di Cina mengalami persoalan terkait dengan ketenagakerjaan dan tuduhan antidumping dari negara-negara lain. Kondisi seperti itu dinilai mengganggu perdagangan dari Cina. "Banyak negara yang menuduh dumping dilakukan Cina, seperti Turki, Uni Eropa. Ini mengganggu trading dari pemberi order," katanya.

Menurut Djimanto, investor tersebut banyak yang berasal dari Korea Selatan, Vietnam, Hong Kong, dan Taiwan. Para investor tersebut kemudian memilih Indonesia karena proses perizinan yang kondusif meski belum terlalu aman dan masih ada pungutan. "Alasan Indonesia merupakan prospek yang bagus adalah tenaga kerja dan masalah energi sudah mulai diatasi. Secara trading, Indonesia juga dikenal ramah," jelas Djimanto.

Menjelang lebaran, Djimanto memperkirakan penjualan sepatu di pasar domestik bisa meningkat 15 persen dibandingkan pada periode biasa. Tren tersebut memang terjadi setiap tahun menjelang lebaran. "Sepatu bisa naik 15 persen. Tahun lalu tren kayaknya sama," ujarnya.(MI/BEY)

No comments:

Post a Comment

Search in blog



free counters